LOVE BEARS ALL THINGS. BELIEVES ALL THINGS. HOPES ALL THINGS. ENDURES ALL THINGS. (Corinthians)

Sunday, March 27, 2016

Sacrifice!


Checking Facebook first thing in the morning, hampir setiap jam diantara waktu kerja, dan sekali lagi cek sehabis gosok gigi sebelum tidur mungkin bukan cara yang terbaik to use of my time. Menghabiskan banyak menit bahkan jam di depan Facebook buat aku, bukan karena malas, atau gak ada kerjaan, but because of the twin combination of wanting to know things first, and wanting to be seen to know things first. Bisa aja dari funny video-nya “Ellen the Degeneres Show,” – my fave day-time show yang nggak bisa ditonton karena aku kerja, dan gak bisa di cari di Xfinity, atau laporan terbaru mengenai presidential candidates, ataupun berita dari penjuru dunia, terutama dari dan perihal Indonesia – Aku bukan saja punya keinginan untuk tahu saja, tapi maunya jadi orang pertama yang tahu, I also have the desire to be the one to share them first, kadang-kadang tanpa di cek dulu, enggak tau nya berita itu HOAX alias bohong belaka!
I know, this is not bad habit or addiction that harm my body.

Jangan salah, I admitted Facebook has its place in my lives as a useful tool! Salah satu cara yang mudah untuk mendekatkan my family back home town and friend’s yang tersebar seantero dunia, menemukan kembali sahabat yang menghilang lama sejak dari SD dan yang terpenting adalah mengirimkan nice wishes and prayers on their birthdays, graduations or anniversaries, bias juga promote valuable causes and spread encouraging words and fun. Tapi, aku jadi inget Mamaku pernah berkata saat aku tergila-gila nonton DVD  back to back serial moviesFriends, SITC, Mandarin soap opera “It makes a good servant and a bad master”, artinya kira-kira, kita tuh harus jadi boss dan kita yang pegang kontrol.

Tahun ini, untuk pertama kalinya aku benar-benar ingin menjalankan dan menghayati Lent – masa pra paskah itu. Bagi umat katolik – latar belakang dari suamiku, mereka telah menjalani hampir tiap tahun dimasa hidupnya. Aku baru tahu - Lent as a season of conversion! Kita bisa berubah dan lebih fokus dan mengarahkan hati dan pikiran kita terhadap Tuhan. Giving up something for Lent is ultimately a form of fasting. We can deprive ourselves of some small pleasure or indulgence and offer that sacrifice up to God. Sesuatu yang sangat kita nikmati tapi kita dapat korbankan buat sementara waktu, aku rasa itu bisa jadi makna pengorbanan.

Menghentikan sebuah “keinginan atau hasrat”, meskipun sementara, dapat membuat kita mengerti dan menghargai arti sebuah “pengorbanan”. Pengorbanan yang dilakukan Yesus Kristus sampai menyerahkan nyawaNya untuk menghapus dosa-dosa kita. Semogapun akan berbuahkan hal yang positif dalam menjalani kehidupan ini, meskipun itu sangat kecil.

Paling enggak, selama kurang lebih sebulan ini berkurangnya waktu buat jari-jari ini menari -scrolling on my phone, less time being distracted; then less time spent wondering how I was coming across to other people. But most of all, I am interested in the insights I will have after this massive overhaul of my daily routine!.

Happy Easter!